Minggu, 03 Maret 2013

Gerakan Mahasiswa dan sistem Pendidikan.



Ketika saya menulis judul di atas saya langsung bertanya-tanya, apa hubungan/korelasi antara Gerakan Mahasiswa dan Sistem Pendidikan? Mengapa Gerakan Mahasiswa saat ini seolah-olah mati dalam genggaman Rezim populis? Atau ada yang mengatakan Gerakan Mahasiswa Mati Suri. Saya akan menuliskan sedikit Analisis saya tentang Gerakan Mahasiswa yang semakin sekarat.
Mengapa pada tahun 1965 Mahasiswa mampu menjatuhkan kepemimpinan Soekarno?? Tahun 1998 Mahasiswa mampu merobohkan Orde baru yang sangat otoriter?? Dalam sejarah pembangunan negri ini Mahasiswa memiliki peran yang sangat vital. Pada tahun 1965 Mahasiswa dan Kudeta TNI menjatuhkan 

Soekarno karna ada kepentingan sekolompok orang, dan ini bukan Rahasia lagi. Pada Tahun 1998 OrBa di buat tak berkutik dan harus menyerahkan kekuasaanya kepada kaum Reformis. Tragedi-tragedi di atas merupakan momentum bagi mahasiswa untuk menggulirkan Rezim yang berkuasa demi satu tujuan, yaitu perbahan yang lebih baik. Ada beberapa pertanyaan yang terbesit dalam benak pikiran saya. Apakah Mahasiswa pada saat ini tidak dapat momentum yang pas untuk menjatuhkan Rezim Populis?? Atau terlalu banyak Momentum sehingga kita bingung untuk memilih yang mana yang tepat??? Mari kita paparkan di bawah.

1)      Yang Pertama saya akan menganalisa tentang sistem Pendidikan di negri ini.
Jika Benar bahwa Kampus/universitas merupakan tempat belajar dan mampu memberikan pengetahuan yang luas, sehingga kita tak lagi buta akan kondisi Dunia dan mampu berfikir kritis terhadap keadaan sosial di sekitar kita. Tapi pada Kenyataannya Kampus/Universitas/Lembaga Pendidikan Formal hanya mampu menciptakan Mahasiswa Pekerja yang dibutuhkan kaum kapitalis. 4tahun kuliah tujuan mereka hanyalah mencari  ijazah yang merupakan harga mati bagi mahasiswa sekarang.
Realita membuktikan kebenaran teori konflik sosial dalam menilai lembaga pendidikan. Weber (dalam Collins 1974:420), misalnya, berpandangan bahwa sekolah dibentuk di bawah kekuasaan kelompok atau golongan yang dominan sesuai dengan tujuan mereka.

Kritik terhadap dunia pendidikan tidak hanya sampai di situ. Paul Freire (1985:49-70) Menyebutkan bahwa Selama ini sistem Pendidikan yang di terapkan bahwa pendidikan dengan struktur institusionalnya hanya merupakan alat untuk menyebarluaskan penindasan terhadap rakyat kecil, penindasan melalui sistem pendidikan, sehingga rakyat kecil  kehilangan kesadaran terhadap diri sendiri maupun kenyataan yang menindas itu. Rakyat  seakan harus pasrah menerima suratan takdir dan terkurung dalam suatu “kebudayaan bisu” (culture of silence). Reimer (2000:13-23)  menyatakan bahwa bagi kebanyakan  orang sekolah adalah pendukung previlese, bahkan di saat yang sama merupakan instrumen bersama bagi mobilitas vertikal masyarakat, apa yang dihasilkan dari sistem kelembagaan pendidikan semacam itu? Apakah betul-betul ada proses belajar, domokrasi dan kreativitas belajar yang sesungguhnya?

Sementara itu, Toffler (1992:356-358) menilai bahwa pendidikan massal merupakan mekanisme yang amat cerdik yang dikontruksi oleh industrialisme dalam memproduksi manusia yang mereka butuhkan.
Realita ini menggambarkan Bahwa Lembaga Pendidikan/Kampus/universitas ataupun sekolah merupakan Pabrik Industri dimana Mahasiswa/siswa sebagai Bahan Baku yang akan di kelolah oleh Guru/Dosen (BURUH/PEKERJA) yang di olah oleh pabrik(Sekolah/Kampus) untuk di olah menjadi apa yang di inginkan oleh pasar. Mata Kuliah yang di tempuh diorganisasikan dalam berbagai disiplin permanen berdasarkan asumsi industrial.

Dalam masyarakat modern saat ini, Sekolah/Kampus telah mengalami degradasi fungsional, dan semakin berorientasi materialistis. Akurasi suatu lembaga pendidikan diukur dari sejauh mana  outputnya dapat berpartisipasi dalam dunia kerja. Sekolah ibarat pabrik yang siap mengolah bahan mentah (anak didik) menjadi bahan jadi yang siap pakai. Akibatnya, sekolah didikte oleh pasar tentang apa yang mesti mereka ajarkan kepada anak didik. Anak didik lalu disuguhi dengan sejumlah materi yang tidak ingin mereka ketahui, di sisi lain mereka tidak punya kesempatan untuk mempelajari apa yang ingin mereka ketahui.
Azra (2000:163), salah satu bentuk paling menonjol dalam sistem pendidikan modern adalah sangat ketatnya birokrasi dan formalitas. Mekanisme semacam inilah yang mengatur dan mengarahkan orang-orang yang berada dalam lingkungan pendidikan. Pada akhirnya pemikiran dan tingkah laku yang muncul dalam proses pendidikan bukan lagi bersumber dari fitrah manusiawi, tetapi timbul dari birokrasi itu sendiri. Dan, lanjut beliau, tentu sulit mengharapkan lahirnya pribadi yang arif cendekia dari sistem pendidikan yang berlangsung dalam bentuk seperti ini.Lembaga-Lembaga Pendidikan seringkali terjebak dalam rutinitas Forlmal di balik pagar kulikulum yang Kaku. Sehingga para Mahasiswa tidak di beri kesempatan untuk melihat kondisi sosial di sekitarnya.

Ketika Lembaga Pendidikan/kampus/Sekolah telah terisolasi dari realitas sosisal di lingkungannya makan Pendidikan Formal telah kehilangan Subtancinya yaitu menciptakan Agen Of Social Change. Dan fungsi tersebut akan segera di ambil alih oleh lembaga lain yang di namakan MEDIA MASA. Karakter, perilaku, gaya hidup dan cara berfikir generasi muda kita, sama sekali tidak mencerminkan nilai-nilai yang diajarkan di sekolahan/kampus, melainkan refleksi yang sangat sempurna dari nilai-nilai yang ditanamkan oleh media massa.

Itulah sedikit pemaparan tentang Dunia Pendidikan Formal di negera kita. Di bawah ini saya akan menjelaskan Gerakan mahasiswa yang semakin terdegradasi.

2)      Gerakan Mahasiswa yang terdegradasi dan membisu di rezim Populis.
Melanjutakan Tulisan tentang Gerakan Mahasiswa setelah lama terbengkalai dengan Tugas-tugas sebagai penggiat kemanusiaan, malam ini baru ada kesempatan.
Gerakan Mahasiswa yang saat ini di nilai mandul dan sedikit sekali pengaruh atas lingkungan sekitar ataupun lingkungan global. Mahasiswa yang sejati sebagai agen of change, agen of control social, agen of analys dan lain-lain. Saat ini fungsi Mahasiswa itu bisa dikatan sebagai slogan omong kosong. Apa Penyebabnya??? dan bagaimana kita harus memulai gerakan kita untuk perubahan bangsa??

Permasalahan yang pertama adalah tentang otonomi kampus dan sistem pendidikan. ya! pendidikan saat ini sangat di pengaruhi oleh kepentingan modal sehingga semua mata kuliahpun berasumsikan pasar modal. Mahasiswa tidak berikan Teori-teori Ansasos (analisis Sosial) ataupun praktek-praktek tentang Agitasi Dan Propaganda. Sehingga Mahasiswa saat ini tidak mengenal apa itu Ansos dan agitasi propaganda, yang mereka tahu hanyalah bagai mana saya nanti melayani atasan saya dan membuat laporan untuk atasan saya. atau bagaiman saya memasarkan produk dan mendapatkan bonus dari perusahaan. Setidaknya begitulah gambaran dari pemikiran mahasiswa sekarang. Ya!! Mahasiswa sekarang hanya berfikir Pragmatis.
Belum Lagi terbengkali dengan birokrasi yang sangat kaku dan patokan nilai IP (Index Prestasi) dengan nilai Nominal 2,75, memaksa Mahasiswa dengan kesibukan dalam kampus untuk mengejar nilai IP agar lulus cepat. Ini yang membuat pudarnya kepekaan Mahasiswa atas kondisi lingkungan sosial sekitar, yang di batasi oleh Pagar Kurikulum kaku. Jadi Kampus saat ini bukan tempat kaum Intelektual Revolusioner atau pun Intelektual penggiat kemanusiaan, melainkan Tempat kaum intelektual yang di sediakan menjadi Robot yang siap melayani pemodal dengan Doktrin Pasar bebas.
Di perparah lagi dengan kebijakan kampus melarang Organisasi Extra untuk melakukan Kegiatan-kegiatan dalam kampus. Kebijakan itu merupakan Kebijakan peninggalan Orde Baru. Belum lagi Oraganisasi Kemahasiswaan masih sangat menjunjung tinggi Senioritas, sehingga sangat mudah Organ2 mahasiswa di intervensi ataupun di selubungi oleh senior2 yang memiliki kepentingan politis, organ2 mahasiswa seharusnya steril dari kepentingan Politik golongan. gambaran ini tak bisa di pungkiri, orang-orang dalam oragan2 mahasiswa seharusnya sadar akan hal kondisi seperti ini jangan menutupi sehingga tidak ada evaluasi atas gagalnya GERAKAN Mahasiswa. Bersikap Otokritik terhadap diri sendiri itu sangat di butuhkan!!!
Permasalahan ini bukan hanya timbul dari akibat sistem Pendidikan Kurikulum dan Birokrasi kampus yang sangat Kaku, melainkan juga dari program-program kerja organ Mahasiswa yang sangat Ekslusive. Bisa dikatan program kerja organ2 mahasiswa sangat minim atau bahkan tidak ada yang bersentuhan langsung dengan masyarakat sekitar, padahal sebagai aktivis seharusnya memiliki jiwaa sosial yang tinggi terhadap lingkungan sekitar bukan hanya dalam golongan. Oraganisasi2 Kemahasiswaan saat ini hanya sibuk pengkaderan di dalam organisasi, jika kita mau berfikir lebih panjang, Pengkaderan dan doktrinisasi bisa di lakukan dengan masive kepada Kader-kader baru dengan terjun lansung kepada masyarakat, tentunya harus di beri bekal pengetahuan di organisasi terlebih dulu. Pengkaderan semacam ini bisa memberikan dampak yang sangat kuat terhadap gerakan Mahasiswa demi tercapainya perubahan dan dapat memulihkan nama baik mahasiswa yang saat ini dikenal masyarakat sebagai Demonstran anarki...
Gerakan Mahasiswa tidak sebatas Gerakan extra parelementer jalanan. Menulis Artikel atau melakukan Propaganda melalui media elctronic, cetak ataupun pada media sosial, merupakan salah satu dari berbagai macam gerakan mahasiswa. Melakukan Propaganda, Menyebarkan Isu, dan meneriakan  tentang perubahan hingga terbentuk Opinion Public, merupakan langkah awal untuk menyadarkan masyarakat yang saat ini mulai berfikir pragmatis, sehingga mahasiswa dapat dengan mudah mengakomodir. Penyadaran terhadap Masyarakat saat ini adalah yang sangat penting dan harus di lakukan, teringat pidato Soekarno " 1juta masa aksi yang tidak sadar, hanyalah gerombolan orang biasa, tapi 1000 masa aksi yang sadar, adalah gerakan perubahan". Melakuakan Penyadaran pada masyarakat yang teracuni pragmatisme memang tidaklah mudah, tapi dengan kegiatan-kegiatan dan penyadaran doktrinisasi yang masive dan terus menerus, bukan tidak mungkin revolusi akan terjadi!!! Suatu saat mungkin hanya 100 aktivis tapi 100 juta rakyat siap turun jalan.
jangan menyerah dengan keadaan dan jangan pernah tunduk kepada kekuasaan, jika ini sampai terjadi maka hilannglah Generasi bangsa yang menjadi Impian para Pahlawan. Mari kita lawan Pragmatisme masyarakat dan hegemoni penguasa dan Pengusaha. jadikan bangsa ini bangsa yang berdaulat adil dan makmur. Semoga bermanfaat!!! Salam Perbahan, Salam Pergerakan!! Salam Revolusion!!!







0 komentar :

Posting Komentar