Sabtu, 28 April 2012

SKETSA IDEOLOGI MARXISME

“Kensengsaraan agamis mengekspresikan kesengsaraan riil sekaligus merupakan protes terhadap kesengsaraan itu. Agama adalah keluhan para makhluk tertindas, jantung-hati sebuah dunia tanpa hati, jiwa untuk keadaan tak berjiwa. Agama menjadi candu rakyat.” (Karl Marx)
Pendahuluan
Pemahaman Marxisme sebgai sebuah Istilah, rasanya tidak asing lagi saat ini, dan mungkin sebagian dari kita sudah mengenal ide-ide dasar yang digagas oleh para nabi Marxisme, Karl Marx dan Frederick Engels yang Kemudian diteruskan oleh Stalin dan Lenin sehingga ide ini menyentuh ranah politik dan ekonomi lebih luas Dari para “jaguar” tersebut, menghasilkan bentuk dan asesoris yang berubah-ubah pada penampilan Marxisme. Hal ini terjadi karena proses penyesuaian dengan sosio kultur yang ada pada saat itu. Oleh karenanya, Marxisme juga dikenal dengan istilah Marxisme Engelianisme, Marxisme Leninisme, Marxisme Stalinisme namun, dari semua itu tetap menampilkan satu wajah dasar asli, dengan asesoris yang berbeda.


Pondasi teori Marxisme terangkum dalam tiga tema besar:
1)  Pertama adalah filsafat Materialisme, asas pokok filsafat ini, berdiri tegak di atas landasan Materialisme dialekika (al Mâdiyyah al Jadaliyah) dan Materialisme historis (al Mâdiyyah al Târikhiyyah). Kedua, politik ekonomi (al Iqtishôd as Siyâsi).
2) Pembahasan yang paling urgen dalam masalah ini yaitu pandangan meterialisme dalam teori nilai laba atau keutungan, beserta segala yang terkait dengan hal itu; baik rentetan yang mempengaruhi kondisi sosial masarakat, bahkan yang menyentuh dimensi agama dan. 
3) Ketiga; konsep ketatanegaraan dan pendangan revolusi (an Nadhôriyyah ad Daulah wa as Staurah). Dari ketiga pondasi marxisme diatas, tema pertama (filsafat materialisme) itulah yang akan menjadi pokok pembahasan pada makalah ini, dan mungkin amat sedikit berbicara masalah politik, ekonomi, sosial dan system ketatanegaraan marxis. Semoga di lain kesempatan bisa meluangkan waktu untuk mengkaji lebih dalam masalah tersebut.

Hampir semua teori hasil kreasi manusia mempunyai landasan pengaruh historis, baik dari para pendahulunya ataupun generasi sesudahnya yang, kurang lebih merupakan implementasi estaveta dari satu bentuk ke bentuk lain dan, terkadang pengulangan total. Ide-ide pemikiran, filsafat dan bahkan ilmu sainstis pun merupakan mata rantai yang berkesinambungan dari waktu ke waktu. Oleh kerena itu, timbul pertanyaan sebelum mengkaji lebih lanjut berkaitan dengan tema pokok Marxisme. Apakah penggagas awal teori dasar materialis itu Karl Marx pada abad 18?. Atau ide-ide ini sudah muncul pada waktu manusia belum mengenal ilmu empiris, pada masa filsafat klasic? Lebih jauh dari itu, apa penyebab utama munculnya gerakan Marxisme? serta pengaruhnya pada stabilitas agama? Bagaimana bentuk Marxisme yang sesungguhnya dari pelbagai macam model yang dipraktekkan oleh para aktor di pentas Marxis? Dan apa korelasi kuat dengan Sekularisme? Dari semua pertanyaan itu, dibutuhkan analisa tajam serta mendalam untuk menyingkapnya, yang nanti akan digunakan sebagai instrument pisau analisa kita dalam menilai kebolehan manufer hebat mereka atau sebaliknya.

Munculnya Marxisme
Ideology Marxisme muncul dari kreativitas pemikir Karl Marx dan Frederick Engels, yang sangat setia menjembatani teori materialis Marxis dengan saintis. Dari perspektif falsafi, pijakan pemikiran marxisme berdiri di atas materialis ateistik, ketidak percayaan akan adanya tuhan, kontradiksi dengan yang diyakini oleh agamawan, teori aliran idealisme obyektif maupun idealisme subyektif dan bahkan bertentangan juga dengan mazdhab mastaniyyah.

Dalam pandangan Marxis, materi adalah tuhan itu sendiri, tiada yang mempunyai kekuatan dalam penciptaan kecuali materi, lâ syaiin mâ warâ’a thobî’ah. Marxisme adalah Materialisme. Maksudnya, Marxisme dimulai dengan ide bahwa materi adalah esensi dari semua realitas, dan materilah yang membentuk akal, bukan sebaliknya. Kesemuanya itu sangat terpengaruh oleh ideologi Hegel dan juga Feurbach. Dari adopsi keduanya mengasilkan produk marxisme komunis yang berdiri di atas teori pokok materialis dialektik yang menyatakan bahwa, materi lebih dulu ada dari akal supranatural. Hanya materilah yang merupakan esensi awal pencipta dari segenap wujud, kemudian berevolusi menggunakan teori hukum dialektika internal menuju kehidupan nabati, berevolusi lagi menuju kehidupan hewani, kemudian insani dan, pada akhirnya menciptakan karya terbesar yang mampu membedakan manusia dengan wujud lain, terciptalah logika. Bermula dari materi dan berhenti pada titik ahir logika untuk saat ini.

Kembali ke akar permasalahan bahwa Karl Marx bukan mendatangkan teori filsafat murni baru, akan tetapi merupakan estaveta mata rantai dari teori Hegel dan Feurbach. Bahkan kalau kita membuka lembaran sejarah, akan kita temukan bahwasannya teori yang menyatakan materi adalah pencipta, telah ada pada jaman filsafat yunani kuno yang menyatakan bahwa unsur dasar materi penciptaan adalah air, tanah, api dan udara.

Bukan hanya dari falsafi pendahulu teori Marxis muncul, lebih dari itu bahkan dalam sudut pandang materialis, penafsiran akan sejarah peradaban manusia merupakan danpak dari ekonomi material dan menghasilkan sengketa konflik dua realita sosial, masarakat borjuis dan proletarian. Pada umumnya Marxisme muncul mengambil bentuk dari tiga akar pokok, Salah satu dari akar itu ialah analisis Marx tentang politik Prancis, khususnya revolusi borjuis di Prancis tahun 1790an, dan perjuangan-perjuangan kelas berikutnya diawal abad ke-19. Akar lain dari Marxisme adalah apa yang disebut ‘ekonomi Inggris’, yaitu analisis Marx tentang sistem kapitalis seperti yang berkembang di Inggris. Akar ketiga dari Marxisme, yang menurut catatan sejarahnya merupakan titik permulaan Marxisme, adalah ‘filsafat Jerman’. Dari analisa Marx menyatakan bahwa “Bukan kesadaran sosial yang menentukan kenyataan sosial, melainkan kenyataan sosial yang menentukan kesadaran.” Senada dengan yang dikatakan Angels “Pikiran tidak menciptakan materi, namun materilah yang menciptakan pikiran.” Makanya untuk mengerti dan mendefinisikan sebuah filfasat, teori ataupun ideologi, menurut Marxis perlu menganalisis “kenyataan sosial” yang merupakan dasar filsafat tersebut. Marxisme mewakili pertentangan yang sistematis dan fundamental dengan idealisme dalam segala bentuknya, dan perkembangan Marxisme mencerminkan suatu pemahaman materialis tentang apa yang tengah terjadi dalam realitas (kenyataan). Jelasnya Marxis terlahir sebagai wujud pembelaan pada kaum buruh yang tertindas kapitaslis.

Pendek kata, Marxisme adalah teori untuk seluruh kelas buruh secara utuh, independen dari kepentingan jangka pendek dari berbagai golongan sektoral, nasional, dll. Atau dengan kata lain Marxisme terlahir dari perlawanan dan perjuangan kelas buruh melawan sistem kapitalis, dan juga mewujudkan opsesi kemenangan gerakan sosialis. Maka Marxisme bertentangan dengan oportunisme politik, yang justru mengorbankan kepentingan umum seluruh kelas buruh demi tuntutan sektoral dan/atau jangka pendek. Is oky, itu adalah dasar pijakan muncul gerakan ini, namun benarkah teori awal tujuan gerakan Marxisme sesuai dengan realita dan cita Marx sesungguahnya? Bagaimana sejarah mencatan adakah kesesuaian antara cita ideologi dengan usaha realita? Sialahkan anda yang menjawab itu semua.

Materi Dalam Tinjauan Marxisme
Membahas Marxisme tidak luput dari pembahasan materi, karena ideologi Marxisme itu sendiri berdiri di atas teori Materialisme dialektika dan Materialisme historis. Kesemuanya itu dapat terangkum dari beberapa poin penting; 
1) Pertama: materi lebih dulu ada dari pada ruh spiritual atau logika. Materi yang menciptakan pikiran dan segala sesuatu yang dikatakan berasal dari pikiran (misalnya ide-ide tentang seni, hukum, politik, moralitas, dan sebagainya bahkan agama), hal-hal ini pada kenyataannya berasal dari dunia material. ‘Akal’, yaitu pikiran dan proses berpikir, adalah sebuah produk dari otak; dan otak itu sendiri, yang berarti juga ide-ide, muncul pada suatu tahap tertentu dari perkembangan materi hidup. Jadi, akal adalah produk dari dunia material hal ini jelas kontaradiksi dengan aliran idealisme.
2) Kedua: tatasurya bukan merupakan kreasi cipta tuhan. Maka tiada kata tuhan pencipta alam dalam kamus materialis. 
3) Ketiga: alam semesta tidak memerlukan kekuatan keluar dari kebiasaan alam dan kekuatan yang mengaturnya di luar alam itu sendiri, dengan begitu, alam materi mengatur dirinya sendiri melalui proses revolusi tanpa henti, proses ini tertuang dengan hukum-hukum alam saintis empiris. Dan proses evolusi ini juga terjadi pada tatanan sosial masyarakat.

Lantas adakah perbedaan antara Materialisme Marxisme dengan teori Materialis klasik “hylozois” (dari bahasa Yunani, yang berarti “mereka yang percaya bahwa materi itu hidup)? Pernyataan penting yang diajukan oleh para Marxisme bahwa, Materialisme Marxis barbeda jauh dengan bentuk Materialisme klasik. Marx dan Engels sendiri memberikan catatan kesalahan pada ideologi material klasik. Pertama: teori Materialisme klasik tidak berlandaskan kebenaran ilmu kimia dan biologi. Kedua: teori revolusi klasik tidak manembus dimensi hidup secara total, namun hanya mencakup dalam proses revolusi materi belaka. Ketiga: paham Materialisme klasik tidak memahami manusia sebagai kumpulan dari hasil hubungan sosial, akan tetapi memahaminya sebatas pemahaman yang abstrak, dan tidak obyektif.

Penutup
Pembahsan marxisme sangat lah luas. Makalah ini hanya menyampaian landasan pijakan teori falsafi Marxisme saja, dan itupun ala kadarnya, tanpa masuk ke pembahasan sosial, ekonomi dan politik Marxis. Sangat terbatas dan mungkin kurang pas bahasa yang digunakan dalam penyampaian. Tidak banyak penulis mengkritisi pada makalah ini sebagai salam sapa untuk Marx dan para nabi (kalau boleh di sebut nabi) Marxisme lainnya. Silahkan rekan pembaca bebas berekpresi tentang Marxisme dan bahkan membawanya ke tengah sidang pengadilan. Namun hanya satu hal yang perlu kita sekalian ketahui, bahwa saat Karl Marx lemas terbaring sakit keras, muka sudah mulai memucat, tangan dan kali sudah terasa dingin, lunglai hilang harapan untuk hidup lebih lama lagi… di ujung nafas sekarat kematiannya, dia berteriak keras menyebut-nyebut nama tuhan

0 komentar :

Posting Komentar